Takeda logo

Hari Dengue ASEAN: Upaya Pengurangan Risiko

Mempromosikan Aksi Pencegahan Demam Berdarah: ASEAN Dengue Day 2025 dan Tujuan Mengurangi Kematian Demam Berdarah pada Tahun 2030


Calendar
16 Juni 2025
  • Pada tahun 2023, sampai dengan minggu ke-34, wilayah Asia melaporkan 340.383 total kasus dengue dan 884 total kematian, dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,26%.1
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat kasus dengue pada tahun 2024 secara kumulatif mencapai 257.455 dengan kematian 1.461, dan merupakan yang tertinggi setelah tahun 2016.2

Jakarta, 16 Juni 2025 – Hari Dengue ASEAN (The Association of Southeast Asian Nations) atau ASEAN Dengue Day (ADD) yang jatuh pada tanggal 15 Juni setiap tahunnya, diperingati oleh negara-negara anggota ASEAN sebagai bagian dalam upaya pengendalian dengue yang meliputi pencegahan, penanggulangan, dan tatalaksana, guna menekan angka kejadian dan kematian akibat dengue. Di Indonesia, sudah lebih dari 50 tahun lalu ketika kasus dengue pertama kali ditemukan pada tahun 1968.3 Namun, hingga saat ini, dengue masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama dengan angka kejadian yang fluktuatif setiap tahunnya. Di tahun 2025 saja, sampai dengan 16 Mei 2025, Kementerian Kesehatan mencatat 56.269 kasus yang tersebar di 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, dengan kematian sebanyak 250 kasus yang terjadi di 123 kabupaten/kota di 24 provinsi.4

Melalui siaran pers yang dibagikan dalam rangka ADD 2025, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan, “Dengue berdampak luas—bukan hanya tecermin dalam angka kasus, tetapi juga dalam hilangnya produktivitas karena perawatan, baik bagi pasien maupun anggota keluarga yang harus mendampingi. Di balik data, ada cerita kehilangan orang-orang tercinta yang tidak tercatat dalam statistik. Setiap kehilangan adalah tragedi yang sebenarnya dapat kita cegah. Yang kadang kita lupa, dengue bukanlah penyakit musiman, dia ada sepanjang tahun dan bisa menyerang siapa saja terlepas dari di mana kita tinggal, usia, dan gaya hidup kita. Untuk itu, kami memanfaatkan momentum ASEAN Dengue Day untuk terus mengingatkan bahwa dengue masih mengancam dan mengintai kita setiap waktu.” Andreas menegaskan komitmen Takeda sebagai mitra jangka panjang bersama pemerintah, tenaga kesehatan, asosiasi medis, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat umum dalam mendukung tujuan bersama: nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. “Perjuangan ini membutuhkan aksi kolektif. Mari mulai dari tiga langkah penting: edukasi diri dan orang sekitar tentang pencegahan dengue, disiplin menjalankan 3M Plus, dan terbuka pada solusi pencegahan yang inovatif. Bersama, kita bisa melindungi lebih banyak nyawa dari ancaman virus dengue,” tutupnya.

Salah satu wujud komitmen Takeda dalam upaya penanggulangan dengue pada peringatan ADD 2025 kali ini adalah melalui kemitraan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat dalam Seminar ASEAN Dengue Day 2025 yang bertema “Strengthen the Role of Healthcare Workers: Together We Fight Dengue”, kemarin, Minggu, 15 Juni 2025. Acara seminar ilmiah yang menyasar dokter spesialis anak di seluruh Indonesia ini menegaskan pentingnya penguatan peran tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan.

Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A. Subsp.Inf.P.T (K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat, dalam sambutannya menyatakan, “Target ‘Nol Kematian Akibat Dengue pada Tahun 2030’ adalah sebuah komitmen global yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) dan diadopsi oleh Indonesia melalui Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue. Untuk mencapainya, kita harus serius memperkuat upaya pencegahan, terutama melalui pengendalian vektor dan pemanfaatan metode yang inovatif seperti Wolbachia dan vaksinasi.”

dr. Anggraini melanjutkan, dengue bukanlah penyakit yang bisa dianggap enteng. “Seseorang dapat terinfeksi virus dengue lebih dari sekali, dan infeksi kedua berisiko lebih parah. Hal ini karena virus dengue terdiri dari empat serotipe. Jadi, riwayat pernah terjangkit virus dengue tidak membuat seseorang kebal terhadap virusnya. Oleh karena itu, di dalam Stranas Penanggulangan Dengue, pengendalian vektor menjadi salah satu fokus yang bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat melalui gerakan-gerakan seperti 3M Plus dan 1 Rumah 1 Jumantik (1R1J). Di sisi lain, yang tidak kalah penting adalah memperkuat sistem imun tubuh terhadap virus dengue melalui penggunaan langkah intervensi inovasi. Karena kita tidak pernah tahu kapan dan di mana akan terkena gigitan nyamuk,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. dr. Djatnika Setiabudi, Sp.A. Subsp.Inf.P.T (K), MCTM (Trop Ped), dokter spesialis anak sekaligus salah satu pembicara dalam seminar ilmiah ini menyoroti sejarah penggunaan metode inovatif seperti vaksinasi yang sudah berlangsung sangat lama. “Penggunaan vaksin untuk pencegahan penyakit bukanlah hal baru. Vaksin telah digunakan selama lebih dari 200 tahun, tepatnya sejak vaksin pertama kali dikembangkan untuk melindungi dari cacar pada tahun 1796. Di mana, saat itu cacar merupakan penyakit yang memakan banyak korban jiwa dan menimbulkan dampak besar pada peradaban manusia. Imunisasi saat ini mencegah 3,5 juta hingga 5 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), influenza, dan campak. Walaupun vaksin tidak membuat seseorang kebal terhadap penyakit, tetapi vaksinasi dapat menurunkan tingkat keparahan apabila terjangkit. Seseorang yang telah divaksinasi tidak hanya melindungi dirinya, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, vaksinasi dapat memutus mata rantai penyebaran penyakit.”

Prof. Dr. Edi Hartoyo,dr,Sp.A Subsp.Inf.P.T (K), dokter spesialis anak yang juga menjadi salah satu pembicara dalam seminar ini menjelaskan, “Indonesia merupakan negara endemik dengue dengan kasus dengue tertinggi di Asia. Hal ini menjadikan pencegahan dengue sangat penting dilakukan terutama untuk melindungi populasi dengan risiko lebih tinggi terhadap infeksi dengue. Beberapa penelitian menunjukkan dengue yang parah dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk usia dengan peningkatan risiko di kalangan anak-anak yang lebih muda. Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2021-2023, sekitar 73% kasus dengue terjadi pada kelompok umur 5-44 tahun dengan proporsi kematian tertinggi 49% terjadi pada kelompok umur 5-14 tahun. Selain itu, data global menunjukkan bahwa selama 30 tahun, anak-anak memiliki insiden dengue yang lebih tinggi dan Disability-Adjusted Life Years (tahun-tahun kehidupan yang hilang akibat kematian atau akibat disabilitas yang disebabkan penyakit/DALYs) dari seluruh populasi. Di mana, Indonesia merupakan negara dengan beban DALYs tertinggi akibat dengue pada tahun 2021. Oleh karena itu, dibutuhkan pencegahan yang komprehensif agar kita dapat terhindar dari risiko dengue parah dan kematian. Pencegahan inovatif vaksin dengue yang saat ini tersedia di Indonesia dapat diakses secara mandiri oleh masyarakat. Vaksin dengue adalah salah satu langkah krusial untuk meningkatkan perlindungan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan.”

ASEAN Dengue Day (ADD) adalah peringatan regional yang diluncurkan pada 15 Juni 2011 sebagai tindak lanjut dari persetujuan dalam 10th ASEAN Health Ministers Meeting tahun 2010, untuk memperkuat kesadaran dan upaya kolektif dalam menanggulangi dengue di Asia Tenggara.5 Setiap tahunnya, seluruh negara anggota ASEAN—termasuk Indonesia—mengorganisir berbagai kegiatan edukasi, kampanye, dan kolaborasi di tingkat nasional maupun lokal guna mendorong pencegahan dengue yang berkelanjutan.

Komitmen Takeda terhadap Vaksin

Vaksin mencegah 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun dan telah mengubah kesehatan masyarakat global.6 Selama lebih dari 70 tahun, Takeda telah memasok vaksin untuk melindungi kesehatan orang-orang di Jepang. Saat ini, fokus unit vaksin global Takeda menerapkan inovasi untuk mengatasi beberapa penyakit menular paling menantang di dunia, seperti dengue, COVID-19, flu pandemi, dan Zika. Tim Takeda membawa rekam jejak yang luar biasa dan pengetahuan yang kaya dalam pengembangan dan pembuatan vaksin untuk memajukan jalur pipeline vaksin guna memenuhi beberapa kebutuhan kesehatan masyarakat yang paling mendesak di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.takeda.com/what-we-do/areas-of-focus/vaccines/.

Tentang Takeda

Takeda Pharmaceutical Company Limited adalah perusahaan biofarmasi terkemuka berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), dari Jepang, yang berkomitmen untuk menemukan dan menghadirkan perawatan terkini, yang sejalan dengan komitmen kami kepada para pasien (Patients), orang-orang Takeda (People), dan juga bumi (Planet) ini. Takeda berfokus kepada upaya R&D di berbagai area terapetik, termasuk: Oncology, Rare Diseases, Inflammatory Bowel Disease dan Haemophilia. Kami juga menginvestasikan R&D dalam pengembangan vaksin. Kami berfokus untuk mengembangkan obat-obatan inovatif yang berkontribusi untuk memberikan perbedaan dalam perawatan dan kualitas hidup pasien dengan riset terhadap pilihan perawatan dan menggunakan kemampuan dan keahlian R&D kami untuk menciptakan lini perawatan (pipeline) yang luas. Takeda berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan bekerjasama dengan para mitra kami di layanan kesehatan di 80 negara di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.takeda.com.

Di Indonesia, Takeda telah berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan Indonesia selama lebih dari 50 tahun sejak 1971, dengan cakupan keahlian meliputi onkologi, gastroenterologi, penyakit langka, vaksin, dan perawatan kesehatan konsumen (CHC). Kami berkomitmen untuk memperluas akses terhadap produk dan perawatan inovatif kami kepada lebih banyak pasien di Indonesia, membina kemitraan yang berkelanjutan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong hasil yang lebih baik bagi pasien dan meningkatkan sistem kesehatan dalam jangka panjang. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.takeda.com/id-id/.

Pemberitahuan Penting

Untuk tujuan pemberitahuan ini, “siaran pers” berarti dokumen ini, setiap presentasi lisan, setiap sesi tanya jawab, dan setiap materi tertulis atau lisan yang dibahas atau didistribusikan oleh Takeda Pharmaceutical Company Limited (“Takeda”) terkait rilis ini.

Siaran pers ini (termasuk setiap pengarahan lisan dan setiap pertanyaan-dan-jawaban sehubungan dengan itu) bukan merupakan promosi komersial atau kampanye untuk mempromosikan TAK-003 dan tidak dimaksudkan untuk, dan bukan merupakan, mewakili atau membentuk bagian dari setiap penawaran, undangan atau ajakan dari setiap penawaran untuk membeli, atau memperoleh, berlangganan, menukar, menjual atau dengan cara lain melepaskan, produk atau sekuritas apa pun atau permintaan suara atau persetujuan apa pun di yurisdiksi mana pun. Tidak ada saham atau sekuritas lain yang ditawarkan kepada publik melalui siaran pers ini. Penawaran sekuritas tidak boleh dilakukan di Amerika Serikat kecuali sesuai dengan pendaftaran berdasarkan Undang-Undang Sekuritas AS tahun 1933, sebagaimana diubah, atau pengecualian darinya. Siaran pers ini diberikan (bersama-sama dengan informasi lebih lanjut yang dapat diberikan kepada penerima) dengan syarat bahwa itu hanya digunakan oleh penerima untuk tujuan informasi (dan bukan untuk evaluasi investasi, akuisisi, pelepasan atau transaksi lainnya). Kegagalan untuk mematuhi pembatasan ini dapat merupakan pelanggaran terhadap undang-undang sekuritas yang berlaku.

Perusahaan di mana Takeda secara langsung dan tidak langsung memiliki investasi adalah entitas yang terpisah. Dalam siaran pers ini, "Takeda" kadang-kadang digunakan untuk kenyamanan di mana referensi dibuat untuk Takeda dan anak perusahaannya secara umum. Demikian juga, kata “kami”, “kami” dan “milik kami” juga digunakan untuk merujuk pada anak perusahaan secara umum atau mereka yang bekerja untuk mereka. Ungkapan-ungkapan ini juga digunakan di mana tidak ada tujuan yang berguna dengan mengidentifikasi perusahaan atau perusahaan tertentu.

Forward-Looking Statements

Siaran pers ini dan materi apa pun yang didistribusikan sehubungan dengan siaran pers ini dapat berisi pernyataan, keyakinan, atau opini mengenai bisnis Takeda di masa depan, posisi Takeda di masa depan, dan hasil operasi bisnis, termasuk perkiraan, prakiraan, target, dan rencana Takeda. Tanpa batasan, pernyataan berorientasi ke depan sering kali menyertakan kata-kata seperti “target”, “rencana”, “percaya”, “berharap”, “berlanjut”, “mengharapkan”, “bertujuan”, “berniat”, “memastikan”, “akan”, “mungkin”, “seharusnya”, “bisa” “mengantisipasi”, “memperkirakan”, “memproyeksikan” atau ekspresi serupa ataupun bentuk negatifnya. Pernyataan berorientasi ke depan ini didasarkan pada asumsi tentang banyak faktor penting, termasuk berikut ini, yang dapat menyebabkan hasil aktual berbeda secara material dari yang diungkapkan atau tersirat oleh pernyataan berwawasan ke depan: keadaan ekonomi seputar bisnis global Takeda, termasuk kondisi ekonomi umum di Jepang dan Amerika Serikat; tekanan dan perkembangan persaingan; perubahan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk reformasi perawatan kesehatan global; tantangan yang melekat dalam pengembangan produk baru, termasuk ketidakpastian keberhasilan klinis dan keputusan otoritas pengatur dan waktunya; ketidakpastian keberhasilan komersial untuk produk baru dan yang sudah ada; kesulitan atau penundaan manufaktur; fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang; klaim atau kekhawatiran mengenai keamanan atau kemanjuran produk yang dipasarkan atau calon produk; dampak krisis kesehatan, seperti pandemi virus corona baru, pada Takeda dan pelanggan serta pemasoknya, termasuk pemerintah asing di negara tempat Takeda beroperasi, atau pada aspek lain dari bisnisnya; waktu dan dampak dari upaya integrasi pasca-merger dengan perusahaan yang diakuisisi; kemampuan untuk mendivestasikan aset yang bukan merupakan inti dari operasi Takeda dan waktu divestasi tersebut; dan faktor lain yang diidentifikasi dalam Laporan Tahunan terbaru Takeda pada Formulir 20-F dan laporan Takeda lainnya yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, tersedia di situs web Takeda di: https://www.takeda.com/investors/sec-filings/ atau di www.sec.govGo to https://www.sec.gov/. Takeda tidak berkewajiban untuk memperbarui pernyataan berorientasi ke depan yang terkandung dalam siaran pers ini atau pernyataan berorientasi ke depan lainnya yang mungkin dibuat, kecuali sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang atau peraturan bursa. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator hasil di masa mendatang dan hasil atau pernyataan Takeda dalam siaran pers ini mungkin bukan indikasi, dan bukan merupakan perkiraan, prakiraan, jaminan, atau proyeksi hasil Takeda di masa mendatang.

Informasi Medis

Siaran pers ini berisi informasi tentang produk yang mungkin tidak tersedia di semua negara, atau mungkin tersedia di bawah merek dagang yang berbeda, untuk indikasi yang berbeda, dalam dosis yang berbeda, atau dalam kekuatan yang berbeda. Tidak ada yang terkandung di sini yang dapat dianggap sebagai ajakan, promosi, atau iklan untuk obat resep apa pun termasuk yang sedang dikembangkan.

Referensi

  1. https://asean.org/wp-content/uploads/2023/09/ABVC-MMWR_Infectious-Diseases_28Aug23.pdfGo to https://asean.org/wp-content/uploads/2023/09/ABVC-MMWR_Infectious-Diseases_28Aug23.pdf diakses pada 11 Juni 2025.
  2. dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Kementerian Kesehatan RI “Wolbachia Implementation in Indonesia”, 5 Maret 2025, hlm. 4.
  3. https://www.ui.ac.id/pakar-ui-raih-gelar-pelopor-penelitian-virus-dengue-di-indonesia/#:~:text=Kiprah%20Prof.%20Sumarmo%20sebagai%20pelopor,Jakarta%20pada%20tahun%201968%2D1969Go to https://www.ui.ac.id/pakar-ui-raih-gelar-pelopor-penelitian-virus-dengue-di-indonesia/#:~:text=Kiprah%20Prof.%20Sumarmo%20sebagai%20pelopor,Jakarta%20pada%20tahun%201968%2D1969 diakses pada 11 Juni 2025.
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, “Update Data Dengue Minggu ke-19”, Mei 2025, hlm. 2.
  5. https://asean.org/wp-content/uploads/2024/07/2024.05.28-ASEAN-Dengue-Day-2024-AHC2-Statement_SG_final.pdf?utm_sourceGo to https://asean.org/wp-content/uploads/2024/07/2024.05.28-ASEAN-Dengue-Day-2024-AHC2-Statement_SG_final.pdf?utm_source diakses pada 11 Juni 2025.
  6. World Health Organization. Vaccines and immunization. 2022. Diakses pada 11 Juni 2025.

C-ANPROM/ID/QDE/0888 | Juni 2025